Minggu, 17 Juli 2011

Solusi Baru Hentikan Candu Rokok


BANYAK perokok terjebak dalam keinginan untuk berhenti, tapi tidak tahu cara memulainya. Dukungan dari sesama perokok dan tenaga medis akan menjadi solusi yang memudahkan niat tersebut.

Sahid Sahirman Memorial Hospital (SSMH) dan PT Pfizer Indonesia mengumumkan pembukaan Klinik Stop Merokok untuk membantu para perokok menghadapi kendala-kendala selama proses berhenti merokok. Kehadiran Klinik Stop Merokok didasari fakta bahwa 70 persen perokok pada dasarnya ingin berhenti, tetapi hanya 5-10 persen yang dapat melakukanya tanpa bantuan.


Data Riskesdas 2010 mencatat bahwa secara nasional, rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari oleh 52,3 persen perokok adalah 1-10 batang dan 20 persen perokok menghisap 11-20 batang per hari.

“Di tahun 2010, SSMH menerima sekitar 2.654 karyawan dari beberapa perusahaan untuk medical check up. Dari hasil anamnesa, 69 persen tidak merokok, 31 persen mempunyai kebiasaan merokok 11-20 batang per hari. Dari karyawan yang merokok, diperoleh hasil pemeriksaan medis bahwa 94 persen menderita penyakit kronis. Salah satu saran yang diberikan adalah harus berhenti merokok," papar dr Harry A Alamudin MA selaku Direktur Medis SSMH pada pembukaan Klinik Stop Merokok di Jalan Jenderal Sudirman No. 86, Jakarta, Rabu (13/7/2011).

Pasien seperti mereka membutuhkan terapi yang menyeluruh dan selektif untuk menghindari komplikasi. Dengan pendampingan dari tim dokter yang terlatih menangani kasus merokok, diharapkan kualitas hidup pasien dan produktivitas perusahaan dapat ditingkatkan,” tambahnya.

Layanan yang didapatkan pasien, di antaranya:

1. Konsultasi individual dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dan dokter umum yang telah terlatih untuk memberi pendekatan kepada pasien secara patofisiologis.

2. Konsultasi individual dengan psikolog/psikiater untuk pendekatan kepada pasien secara psikologis serta memberikan mereka motivasi.

3. Sharing session di mana peserta akan saling bertemu untuk berbagi cerita yang dipandu oleh psikolog/psikiater. Jumlah peserta sharing session minimal 10 orang.

4. Dukungan melalui telepon yang diberikan secara berkala delapan kali selama program berlangsung. Pasien juga dapat menghubungi Customer Relationship Management (CRM) sewaktu-waktu apabila mereka membutuhkan bantuan pada Senin-Sabtu pukul 08.00-17.00 WIB.

5. Terapi farmakologis menggunakan varenicline tartrate selama 12 pekan dengan detail, berupa 1 box permulaan untuk 2 pekan pertama dan 5 box perawatan (pekan keempat, keenam, kedelapan, kesepuluh, dan keduabelas).

“Sharing session sangat disukai pasien karena mereka bisa mendapatkan masukan yang berguna dari para mantan perokok lewat sesi ini. Kebetulan, sekarang kami sedang menangani lima pasien,” ujar Dr Sylvia D Elvira SpKJ (K), psikiater yang bergabung dalam tim media Klinik Stop Merokok.

Terapi berhenti merokok Klinik Stop Merokok ditawarkan dalam bentuk paket selama 12 pekan seharga Rp3.718.000. “Biayanya memang mahal, tapi sebanding dengan pendampingan yang diberikan kepada pasien. Orang berpendidikan, berpenghasilan, dan sadar hidup sehat adalah sasaran dari program ini,” tukas drg Yusrahma Nurina MARS, Direktur Operasional SSMH pada kesempatan yang sama.

“Angka kejadian penyakit kronis dapat dengan mudah dan cepat dikurangi hanya dengan mengubah gaya hidup. Mengurangi kebiasaan merokok adalah salah satu upaya perubahan perilaku yang dapat membantu mencegah terjadinya penyakit kronis atau mengurangi komplikasi penyakit yang diderita. Terapi dari Klinik Stop Merokok dilakukan secara menyeluruh dan konsisten sehingga diperkirakan tingkat keberhasilannya lebih tinggi dibandingkan pasien yang melakukan terapi farmakologis saja,” kata Dr Aulia Sani SpJP (K) FJCC FIHA FasCC, dokter ahli spesialis jantung dan pembuluh darah yang juga tergabung dalam tim medis Klinik Stop Merokok.

Penggunaan metode yang menggabungkan terapi psikologis dan farmakologis di Klinik Stop Merokok ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pelayanan medis di seluruh Indonesia untuk membantu pasien lepas dari adiksi nikotin.

“Melalui terobosan inovatif dalam penanggulanan adiksi nikotin, diharapkan penanggulangan masalah merokok di Indonesia dapat lebih efektif dan terintegrasi,” sahut dr Selly H Rorong, Marketing Direktur PT Pfizer Indonesia.

Klinik Stop Merokok Sahid Sahirman Memorial Hospital buka setiap Senin-Jumat pukul 10.00-14.00 WIB dan 18.00-20.00 WIB. Untuk Anda yang membutuhkan dukungan dari sesama “pejuang” berhenti merokok, bisa mencari informasi seputar ini di www.stopmerokok.com atau untuk menguatkan motivasi dapat bergabung di Twitter @stopmerokok dan Facebook “Stop Merokok”.

“Untuk Twitter sendiri, follower-nya sudah sekitar 5.000 orang, Facebook juga banyak. Yang bergabung bukan hanya perokok, tapi juga nonperokok dan mantan perokok yang bisa memberikan motivitasinya di sini. Karena faktanya, keinginan berhenti merokok dalam diri sangat kuat, tapi ketika masuk ke lingkungan sosial, mereka sulit,” tutup drg Yusrahma.[okezone]

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites